Mengenal Simbol-Simbol Angka
"Mengapa simbol-simbol angka hanya terdiri dari 10 macam simbol?""Kenapa "1" disebut dengan satu? bukan dengan sebutan yang lain?""Mengapa simbol angkanya harus berbentuk "1" bukan dengan bentuk yang lain?""Siapa yang pertama kali menemukan simbol-simbol angka yang hingga kini dipakai?"
Secara tidak langsung, pertanyaan-pertanyaan seperti ini mengarah dalam pembahasan sejarah perkembangan simbol-simbol angka. Ya..., kali ini kita akan membahas seluk-beluk mengapa dan oleh siapa simbol-simbol angka yang selama ini kita kenal sebagai "1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0" digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia purba yang hidup sekitar pada zaman Paleolitik, menggunakan benda-benda disekitar mereka untuk dijadikan alat bantu menghitung, seperti batang kayu, kerikil atau bahkan media tulis di dinding-dinding goa [3].
Secara garis besar ada beberapa bangsa pada zaman dahulu yang sudah menerapkan sistem hitungan dasar untuk kegiatan perekonomian mereka (berdagang, berkomunikasi, dan lain sebagainya). Namun, simbol-simbol yang mereka tuliskan untuk mewakili sejumlah angka-angka pada dasarnya berbeda-beda karena terpengaruh budaya masing-masing. Berikut secara singkat beberapa bangsa-bangsa yang sudah menerapkan sistem hitungan :
1. Peradaban Babilonia (kurang lebih 2500 SM)
Bangsa Babilonia pada zaman dahulu tergolong sebagai bangsa yang maju di zamannya. Mereka sudah menggunakan simbol-simbol untuk tulisan dan angka yang dapat disebut "huruf paku". Sejarah mencatat bahwa huruf paku ini diabadikan pada tulisan dengan media tanah liat kering [4]. Simbol-simbol angka dari bangsa Babilonia dapat dilihat pada Gambar 2.
Sistem hitungan mereka ada seksagesimal yang didasarkan pada basis "60", dan masih digunakan hingga saat ini untuk penentuan tahun ke bulan (1 tahun = 12 bulan), bulan ke hari (1 bulan = +/- 30 hari), hari ke jam (1 hari = 24 jam), jam ke menit (1 jam = 60 menit) dan menit ke detik (1 menit = 60 detik) [4]. Dapat dikatan merekalah yang melopori sistem hitungan basis "60". Kebanyakan dari mereka menggunakan sistem hitungan untuk keperluan perdagangan dan peramalan cuaca.
2. Peradaban Mesir Kuno (kurang lebih 1650 SM)
Bangsa Egypth yang ada pada peradaban Mesir Kuno, mempunyai berbagai peninggalan menarik. Diantaranya adalah arsitektur piramida Giza yang saat ini menjadi salah-satu keajaiban dunia. Tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan mereka gunakan untuk keperluan pembangunan, perdagangan dan peramalan cuaca. Kita mengetahui bahwa daerah di Mesir merupakan gurun pasir yang berpusat pada mata air Sungai Nil [5].
Sehingga, dari permsalahan ini sistem hitungan mulai berkembang. Untuk mewakilkannya dalam suatu tulisan tentunya membutuhkan simbol-simbol yang mereka gunakan adalah huruf dan angka "Hieroglif", seperti pada Gambar 3.

3. Peradaban India Kuno (sekitar 500 SM)
Sementara kami menggunakan huruf untuk kalkulasi sesuai dengan nilai numeriknya, orang India tidak menggunakan huruf sama sekali untuk aritmatika. Dan seperti halnya bentuk huruf yang mereka gunakan untuk menulis berbeda di berbagai daerah di negara mereka, demikian pula simbol numeriknya juga berbeda.
Apa yang kami [orang Arab] gunakan untuk angka adalah pilihan angka terbaik dan paling umum di India.
4. Peradaban Islam Kuno
Bangsa Eropa mengenal simbol angka akibat hubungan dagang dengan bangsa Arab kuno. Sehingga terjadi tukar menukar ide pikiran, salah-satunya adalah penggunaan simbol angka untuk mempermudah penamaan harga atau jumlah barang. Sedangkan, Bangsa Arab kuno mengenal simbol angka dari bangsa India kuno. Sehingga, lebih tepat bahwasannya simbol angka yang kita gunakan saat ini merupakan hasil perkembangan berlanjut dari sistem angka Hindu-Arab [15].
Adapun yang mengatakan bahwa simbol-simbol angka yang kita pakai saat ini didapat berdasarkan atas jumlah sudut yang dimilikinya [1]. Bukti klaim ini dapat dilihat pada Gambar 13, yang dikemas dalam bentuk Power Point. Dimana, simbol-simbol angka ini dirancang dengan cerdik oleh bangsa Arab kuno. Semua klaim ini pada dasarnya tidak mendasar. Sekali lagi sejarah mengatakan bahwa perkembangan simbol-simbol angka yang kita pakai saat ini berawal dari simbol-simbol angka India kuno yang dipelajari dan dimodifikasi saat hubungan dagang antara India dan Arab kuno (disebut sistem angka Hindu - Arab). Kemudian, disebarkan oleh pedagang dari bangsa Arab ke Eropa melewati Spanyol. Dimana, orang-orang Eropa dahulu menyebutnya "angka Arab", karena bangsa Arab-lah yang menunjukkannya kepada mereka. Dimana Fibonacci hadir dengan bukunya Liber abaci menyebarkan simbol-simbol angka Hindu-Arab tersebut dan berkembang hingga saat ini dengan adanya beberapa modifikasi oleh bangsa Eropa.
5. Kesimpulan
Jika, media pembelajaran simbol angka yang didapat dari jumlah sudut ini bertujuan untuk edukasi sejarah. Saya dapat katakan itu sebagai hoaks, karena dasar penjelasannya yang mengatakan berasal dari bangsa Arab [1]. Alangkah baiknya berperilaku bijak, dengan tidak mengikut sertakaan informasi terkait asal-usul simbol tersebut (dari bangsa Arab). Maka, metode pembelajaran seperti ini dapat dijadikan media pembelajaran untuk pengenalan simbol-simbol angka dan sudut sekaligus kepada murid-murid sekolah (direkomendasikan tingkat sekolah menengah). Dampak sisi buruk lainnya adalah kemungkinan klaim seperti ini dapat merusak citra bangsa Arab sebagai bangsa "peniru". Hal ini tentu tidak dibenarkan, karena ilmuwan pada bangsa Arab kuno, seperti halnya al-khawarizmi yang diakui sebagai bapak aljabar. Beliau menyumbangkan konsep-konsep aljabar yang kini dipergunakan sebagai kurikulum matematika dasar untuk perguruan tinggi di seluruh dunia.
Bijak dalam menyikapi suatu permsalahan terutama terkait dengan keilmuan adalah menerima baik dan buruk dampak dari ilmu yang kita pelajari. Jika itu baik dan benar menerut pribadi, maka sebarkanlah. Apabila buruk dan tidak benar, maka perbaiki-lah. Maka, didunia ini tidak akan ada kata bagi orang yang tertinggal dalam hal pendidikan akibat informasi yang simpang-siur.
6. Daftar Pustaka
- https://www.slideshare.net/fresh2/origin-of-numbers-0-to-9
- https://www.pbase.com/inaturalist/arabic_numbers_hoax
- https://education.casio.co.uk/news/a-brief-history-of-numbers
- http://matheduc2398.blogspot.com/2018/01/sejarah-matematika-di-babilonia-dan.html
- https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/HistTopics/Egyptian_numerals/
- https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/HistTopics/Indian_numerals/
- https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/HistTopics/Arabic_numerals/
- https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Al-Sijzi/
- https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Al-Baghdadi/
- https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Fibonacci/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_bilangan_Hindu-Arab#:~:text=Sistem%20bilangan%20Hindu%2DArab%20adalah,ahli%20matematika%20Arab%20(Al%2DKindi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Codex_Vigilanus
- https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Codex_Vigilanus_Primeros_Numeros_Arabigos.jpg
- https://www.sutori.com/story/the-history-of-fractions--QrhwbjJVp1twEVJAgMXmFwMx
- https://en.wikipedia.org/wiki/Arabic_numerals