Praktikum Rangkaian Listrik 2
Percobaan 2
Percobaan 2
Rangkaian Resonansi Paralel
A. Tujuan
- Mahasiswa mampu menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian resonansi paralel dengan komponen yang telah ditentukan.
- Mahasiswa mampu menghitung faktor kualitas (Q) dari rangkaian resonansi paralel.
- Mahasiswa mampu menentukan nilai Induktor (L) dan Kapacitor (C) pada rangkaian resonansi paralel dalam range frekuensi resonansi 1 kHz sampai dengan 3 kHz
- Mahasiswa mampu merangkai rangkaian resonansi paralel.
- Mahasiswa mampu memahami penggunaan dan karakteristik dari rangakian resonansi paralel.
B. Landasan
Teori
Resonansi adalah proses bergetarnya 2 atau lebih benda
dengan besar frekuensi yang sama dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Resonansi pada umumnya dijumpai pada suatu rangkaian yang memiliki sumber
tegangan AC. Berdasarkan jenis bebannya terdapat 3 jenis, yaitu beban Resistor
(R), beban Induktor (L) dan beban Kapasitor (C). Kombinasi paralel dari ketiga
beban tersebut disebut dengan “rangkaian
resonansi paralel”. Jika, pada rangkaian resonansi seri mengenal reaktansi
untuk masing-masing komponen pasif yang digunakan. Berbeda dengan rangkaian
resonansi paralel, untuk masing-masing beban disebut dengan substansi atau disimbolkan dengan “B”. Pada rangkaian paralel, resonansi
mengenal 3 kondisi, yaitu :
- Ketika f < fR maka BL > BC .Sehingga, IC > IL dan rangkaian dalam kondisi induktif.
- Ketika f = fR maka BL = BC .Sehingga, IC = IL dan rangkaian dalam kondisi resistif.
- Ketika f > fR maka BL < BC .Sehingga, IC < IL dan rangkaian dalam kondisi induktif.
BL merupakan Substansi Induktif
BC merupakan Substansi Kapasitif
IL merupakan arus yang mengalir di Induktor
IC merupakan arus yang mengalir di Kapasitor
Nilai substansi pada induktor berbanding terbalik dengan
reaktansi induktor dan nilai substansi pada kapasitor juga berbanding terbalik
dengan reaktansi kapasitor. Sehingga, didapatkan persamaan (1) dan (2), seperti
dibawah ini :
(1)
(2)
Suatu rangkaian resonansi paralel dalam kondisi
beresonansi. Jika, BL = BC atau harga substansi induktif
sama dengan harga substansi kapasitif. Pada Gambar 1. merupakan contoh sederhana dari rangkaian resonansi paralel
dengan beban Resistor (R), Induktor (L) dan Kapasitor (C) terpasang paralel
pada suatu rangkaian listrik.
Gambar 1.
Rangkaian Resonansi Paralel.
Jika frekuensi sumber tegangan diubah-ubah, maka akan terjadi
resonansi ketika substansi induktif sama dengan substansi kapasitif, atau dapat
dikatakan bahwa besar substansi pada impedansi rangkaian resonansi paralel
saling meniadakan. Sesuai dengan persaamaan (3) :
(3)
Hal ini dikarenakan pada umumnya beda phasor antara
komponen induktor dan kapasitor berbeda terhadap sumber tegangan. Dimana,
komponen induktor phasor arusnya tertinggal sejauh 90˚, sedangkan kapasitor
phasor arusnya mendahului sejauh 90˚ .Sehingga, didapat besar impedansi
rangkaiannya sesuai persamaan (4) :
(5)
Catatan
:
G =
Konduktansi (1/Ohm)
R = Tahanan atau resistansi (Ohm)
Z =
Impedansi (Ohm)
Y =
Admitansi (1/Ohm)
B =
Substansi (1/Ohm)
XL =
Reaktansi induktor (Ohm)
XC =
Reaktansi kapasitor (Ohm)
E =
Tegangan (V)
I = Arus (A)
Untuk besar frekuensi resonansi pada rangkaian dapat
dirumuskan dari persamaan (6) :
ω =
frekuensi sudut (rad/s)
L = nilai
Induktansi (H)
C = nilai
Kapasitansi (F)
fR =
frekuensi resonansi (Hz)
Pada rangkaian resonansi paralel, perumusan untuk mencari
frekuensi resonansinya sama dengan resonansi seri. Akan tetapi, dampak yang
ditimbulkan berbeda. Jika saat kondisi resonansi pada rangkaian resonansi seri
arus total bernilai maksimum karena impedansi rangkaian bernilai kecil. Maka,
saat kondisi resonansi pada rangkaian resonansi paralel arus total bernilai
minimum karena admitansi rangkaian bernilai kecil atau impedansi rangkaian
bernilai besar. Oleh sebab itu resonansi paralel sering disebut juga rangkaian anti-resonansi. Jumlah total
tegangannya harus sama dengan tegangan sumber, begitu pula dengan jumlah
arusnya. Bila beban terdapat komponen resistor, induktor dan kapasitor. Maka,
didapat persamaan (7) :
Catatan
:
IR =
Arus yang mengalir di Resistor (A)
IL =
Arus yang mengalir di Induktor (A)
IC =
Arus yang mengalir di Kapasitor (A)
Gambar 2. Ilustrasi
aliran arus saat terjadi resonansi paralel.
Pada Gambar 2. rangkaian
resonansi paralel, arus dari sumber tegangan mengalir dan bersikulasi pada komponen
Induktor dan Kapasitor. Hal ini yang menyebabkan resistor mendapatkan arus sisa
yang kecil saat terjadi resonansi. Jika dianalisis melalui gambar rangkaian,
maka dapat dilihat Gambar 3. saat rangkaian
resonansi paralel dinjeksikan frekuensi yang besarnya kurang dari frekuensi
resonansi menyebabkan harga reaktansi induktor terlampau besar, sedangkan harga
reaktansi kapasitor terlampau kecil. Dimana dapat diibaratkan dengan harga
reaktansi kapasitor yang terlampau besar, seperti kondisi open circuit. Sehingga, arus akan cenderung mengalir ke beban yang
memiliki harga tahanan terkecil, yakni ke induktor. Dan dapat dikatakan
rangkaian resonansi paralel menjadi induktif.
Gambar 3. Ilustrasi
aliran arus saat f < fR.
Begitu pula sebaliknya, saat rangkaian resonansi paralel
diinjeksikan frekuensi yang besarnya diatas frekuensi resonansi. Maka, harga
reaktansi induktor akan terlampau besar. Sedangkan, harga reaktansi kapasitor
akan terlampau kecil. Sehingga, arus dari sumber cenderung mengalir ke
kapasitor (current divider) dan
menyebabkan rangkaian menjadi kapasitif. Ilustrasi sesuai pada Gambar 4. dibawah ini.
Gambar 4. Ilustrasi
aliran arus saat f > fR.
Arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai minimum.
Hal ini menandakan bahwa rangkaian resonansi paralel memiliki impedansi yang
sangat rendah atau admitansi yang terlampau besar pada kondisi resonansi,
bahkan pada rangkaian ideal nilai admitansi rangkaian resonansi paralel bisa
mencapai tak terhingga atau ∞. Pada rangkaian
resonansi dikenal dengan istilah faktor Q yang merupakan ukuran dari seberapa
baiknya rangkaian resonansi tersebut. Nilai faktor Q yang rendah menyebabkan
rangkaian resonansi paralel memiliki bandwith atau lebar frekuensi yang lebih
lebar dibandingkan bandwith pada rangkaian resonansi seri. Sehingga, didapat
persamaan (8) dan (9) :
(8)
(9)
Catatan
:
Q = faktor
kualitas
fR =
frekuensi resonansi (Hz)
Bw = lebar pita
frekuensi (Hz)
∆f = selisih
antara frekuensi tertinggi dengan frekuensi terendah (Hz)
Dari persamaan (8), faktor Q bisa didapat dengan
perbandingan tegangan yang jatuh dibeban dengan tegangan sumber rangkaian
sebagai berikut :
Maka, didapat persamaan (11) :
Rangkaian resonansi paralel ini dapat diaplikasikan
sebagai rangkaian filter, karena fungsinya adalah meloloskan gelombang arus
atau tegangan yang memiliki frekuensi sama dengan desain frekuensi yang
dikehendaki pada rangkaian resonansi paralel. Bisa digunakan pada peralatan
elektronika. Dimaan filter yang digunakan termasuk filter pastif dengan menggunakan
komponen pasif resistor (R), induktor (L) dan kapasitor (C). Pada Gambar 5. Merupakan kurva karakteristik
rangkaian resonansi seri dengan kecenderungan lebar pita frekuensi yang
dimiliki sempit atau kecil.
Gambar 5.
Kurva Karakteristik Rangkaian Resonansi Seri.
C. Rangkaian
Percobaan
1.
Rangkaian
Percobaan Pengukuran Arus
Gambar 6. Rangkaian Percobaan 1.
2.
Rangkaian
Percobaan Pengukuran Faktor Kualitas (Q)
Gambar 7. Rangkaian Percobaan 2
D. Peralatan
dan Bahan
- Amperemeter (2 buah)
- Function Generation (1 buah)
- Kabel Power (3 buah)
- Decade Resistor Box (1 buah)
- Decade Induktor Box (1 buah)
- Decade Kapasitor Box (1 buah)
- Kabel Konektor (8 buah)
- Probe & AVO meter Digital (1 buah)
- Probe Function Generation (1 buah)
E. Langkah-Langkah
Percobaan
a. Untuk Percobaan Pengukuran Arus
a. Untuk Percobaan Pengukuran Arus
- Atur E sampai IIN = 1 Ampere konstant dari Function Generator
- Ukur VR untuk setiap perubahan f dari 100 Hz sampai dengan 3 kHz dengan step 100 Hz. Catat hasil pengukuran pada tabel.
- Hitung arus yang mengalir pada rangkaian, kemudian plot karakteristik resonansi paralel, dengan persamaan dibawah.
- Dari kurva, maka dapat ditentukan frekuensi resonansinya. Catat nilai frekuensi resonansi dari gambar tersebut.
b.
Untuk Percobaan Pengukuran Q
- Atur E sampai IIN = 1 Ampere konstant dari Function Generator
- Atur Decade Induktor Box dengan harga induktansi sebesar 50 mH (konstant).
- Hitunglah harga Kapasitansi rangkaian resonansi paralel dengan frekuensi resonansi yang beragam mulai dari 1 kHz sampai dengan 5 kHz dengan step 1 kHz.
- Ukur VL dan VC untuk setiap perubahan kapasitansi kapasitor yang didesain sesuai frekuensi resonansi. Catat hasil pengukuran pada tabel.
- Hitung faktor kualitas (Q) dengan persamaan :
Catatan:
F. Data-Data
Hasil Percobaan
- Percobaan Pengukuran Arus
Catatan : data ke-11 sampai dengan ke-31 dilakukan uji
coba dengan tahapan 200 Hz untuk mempersingkat waktu pengujian.
- Percobaan Pengukuran Faktor Kualitas (Q)
DAFTAR PUSTAKA
- Kazuo, Tsutsumi. Son, Kuswadi d.k.k. Rangkaian Listrik. JICA, Politeknik Elektronika Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Maret 1993.
- Abdul. Rangkian Resonansi Paralel. https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/rangkaian-resonansi-paralel.html. Oktober 2019.
✌ Selamat membaca & semoga bermanfaat ilmunya ✌
Bagi kalian yang ingin tanya-tanya seputar materi atau modul-modul pembelajaran di Jurusan D4 Teknik Elektro Industri atau 'Ingin Memesan Jasa Joki Tugas ke Admin ...... Boleh Banget 😊'. Silahkan, hubungi saya lewat Email atau WhatsApp di menu "Contact Me". Sebelum memesan, bisa pastikan dulu lihat profile Curriculum Vitae (CV) saya, ~klik link ini!~.
0 komentar:
Posting Komentar