Praktikum Rangkaian Listrik 2
Percobaan 6
Rangkaian Integrator
A. Tujuan
- Mahasiswa dapat merangkai rangkaian integrator dengan komponen pasif resistor (R) dan kapasitor (C)
- Mahasiswa mampu menentukan nilai komponen R dan C untuk memperoleh variasi, untuk gelombang output dengan merubah nilai frekuensi.
- Mahasiswa mampu menggambarkan bentuk gelombang keluaran, jika diberi masukan gelombang kota (square wave).
- Mahasiswa mampu memahami karakteristik dari rangkaian integrator
B. Landasan
Teori
Suatu rangkaian integrator merupakan penerapan dari
fenomena transient (gejala peralihan). Rangkaian ini merupakan sepasang operasi
matematika pengintegralan, dimana antara satu dengan yang lain akan saling
berbanding terbalik. Seperti halnya rangkaian differensiator, Rangkaian
Integrator terdiri atas kapasitor yang terhubung seri dengan resistor. Akan
tetapi, penempatan resistor dipasang lebih dahulu sebelum kapasitor.
Karakteristik dari kapasitor sendiri dapat memblokir sinyal DC. Hal ini
disebabkan karena sinyal DC tidak memiliki frekuensi, sehingga dapat
diasumsikan reaktansi dari kapasitor terlampau tinggi, sesuai persamaan (1).
(1)
Jika f mendekati 0 Hz, maka didapatkan :
Rangkaian integrator mirip dengan rangkaian Low PassFilter – RC. Rangkaian integrator ini akan bekerja sebagai rangkaian Low PassFilter, jika sinyal masukan yang diberikan adalah sinyal AC (sinyal sinusoidal)
yang memiliki frekuensi. Karena harga reaktansi kapasitor dipengaruhi oleh
frekuensi masukan. Jika sinyal masukan berupa sinyal AC (square wave), maka
rangkaian integrator akan bertindak untuk mengintegralkan sinyal masukan.
Dengan tingkat charge atau discharge dari kapasitor bergantung pada
harga time constant pada rangkaian
tersebut. Pada Gambar 1. Menunjukkan sebuah rangkaian
integrator yang sederhana.
Gambar 1.
Rangkaian Integrator.
Besarnya arus pada kapasitor bergantung pada laju
perubahan muatan pada plat kapasitor. Sehingga, didapat persamaan (2) :
(2)
Arus yang melintasi kapasitor merupakan arus total atau
arus masukan dari sumber tegangan, karena kapasitor terhubung seri dengan
resistor (iC(t) = iR(t) = i(t)). Sehingga, didapatkan
persamaan (3).
(3)
Karena tegangan keluaran jatuh pada kapasitor, maka VO(t)
= VC(t) dan VR(t) = VIN(t) dengan tegangan
pada kapasitor sebanding pada tegangan masukkan saat kapasitor melakukan proses
charge atau discharge kapasitor.
(4)
Persamaan (4) juga akan didapat. jika pada Gambar 1. dianalisa memlalui rangkaian,
tegangan keluaran VO dinyatakan dengan persamaan (5) :
(5)
Dengan asumsi bahwa ωRC >> 1, maka :
(6)
1/Jω merupakan operator integral yang dapat
ditransformasi ke dalam bentuk waktu d/dt, sehingga persamaan (6) dapat diubah
menjadi :
(7)
Dengan :
VIN =
harga sesaat dari VIN
VO =
harga sesaat dari VO
RC = konstanta
waktu dari rangkaian
Oleh karena itu kondisi untuk ωRC >> 1, kita dapat
memperoleh bentuk gelombang keluaran yang gelombang masukannya terintegral
terhadap waktu (t).
C. Peralatan
dan Bahan
- Function Generator (1 buah)
- Decade Kapasitor Box (1 buah)
- Decade Resistor Box (1 buah)
- Oscilloscope (1 buah)
- Probe Oscilloscope (1 buah)
- Kabel Penghubung (Secukupnya)
D. Gambar
Rangkaian Percobaan
Gambar 2. Rangkaian
Uji Integrator Pasif.
E. Prosedur
Percobaan
- Rangkaialah sesuai pada Gambar 3. dengan peralatan dan bahan yang sudah Anda siapkan
- Pastikan rangkaian terhubung dengan benar, jika ragu tanyakan pada asisten dosen yang bertugas.
- Atur tegangan masukan pada function generator ke mode square wave dengan Vpeak-peak sebesar 2 V (konstant).
- Tentukan dengan rangkaian R = 10 kOhm ; f = 500 Hz. Kemudian gambar tegangan masukan dan keluaran untuk setiap nilai C = 0,001 μF ; 0,01 μF ; 0,5 μF ; 1 μF.
- Tentukan rangkaian dengan R = 10 kOhm ; C = 0,01 μF. Kemudian gambarkan tegangan masukan dan keluaran setiap perubahaan frekuensi f = 100 Hz ; f = 500 Hz ; f = 1 kHz ; f = 5 kHz ; f = 7,5 kHz dan f = 10 kHz.
- Buatlah analisa dari serangkaian pengujian yang Anda lakukan.
F. Data
Hasil Percobaan.
Perlakuan
1 : Merubah-ubah nilai kapasitansi pada kapasitor
2.
Saat
R = 10 kΩ dan C = 0,01 μF , didapat τ = 0,1 ms
3. Saat R = 10 kΩ dan C = 0,1 μF ,didapat τ = 1 ms
Perlakuan
2 : Merubah-ubah frekuensi masukkan. (τ = 0,1 ms)
4. Saat frekuensi = 5 kHz
Catatan : Data Percobaan didapat dari simulasi dari software
PSIM. Untuk Data percobaan menggunakan peralatan asli (functiong generator)
tidak dapat diupload karena file gambar terlalu buram (rekap dari fotocopy
laporan saya).
G. Analisa
Rangkaian
integrator merupakan penerapan dari fenomena transient (gejala peralihan). Seperti
halnya rangkaian differensiator, pada rangkaian integrator merupakan rangkaian
seri dari kapasitor (C) dan resistor (R). Sekilas rangkaian integrator mirip
seperti rangkaian Low Pass Filter pasif.
Perbedaan yang besar dari keduanya adalah kinerjanya saat diberikan sinyal
masukan tertentu. Harga reaktansi kapasitor bergantung pada injeksi frekuensi
dari sinyal masukan. Jika sinyal masukan berupa sinyal AC (sinusoidal) maka
rangkaian resistor dan kapasitor tersebut akan bekerja sebagai rangkaian Low Pass Filter. Sedangkan, saat sinyal
masukan diberikan berupa sinyal kotak (squre wave) maka rangkaian tersebut akan
bekerja selayaknya rangkaian integrator. Kapsitor tidak akan melewatkan sinyal
DC, karena sinyal DC tidak memiliki frekuensi dan menyebabkan harga reaktansi
kapasitor terlampau besar untuk memblokir sinyal masukan DC. Pada uji coba kali
ini dilakukan 2 jenis perlakuan saat rangkaian integrator diuji dengan
merubah-ubah nilai kapasitansi pada kapasitor dan saat rangkaian integrator
diuji dengan merubah-ubah nilai frekuensi masukan. Pada perlakuan pertama,
terlihat bahwa bentuk sinyal keluaran akan mendekati bentuk sinyal masukkan.
Ketika pada rangkaian integrator dipasang kapasitor dengan nilai kapasitansi
yang kecil. Dengan kinerja rangkaian integrator nampak seperti rangkaian buffer. Hal ini disebabkan karena nilai time constant yang terlampau kecil
akibat dari nilai kapasitansi pada kapasitor yang terlampau kecil. Time constant merupakan konstanta waktu
untuk mengetahui seberapa lama proses charge
atau discharge dari kapasitor.
Perubahan bentuk gelombang keluaran secara integral diakibatkan karena kedua
proses tersebut. Pada setengah siklus positif (saat t = 0+ s),
kapasitos belum siap diisi sejumlah muatan dengan tegangan pada kapasitor
sebesar 0 V dan perubahan tegangan kapasitor setara dengan tegangan sumber.
Sehingga, tegangan banyak jatuh pada komponen resistor. Saat t > 0 s maka
kapasitor dalam kondisi charging sehingga,
kapasitor menyimpan sejumlah muatan dan menyebabkan tegangan sisa sebagian
kecil jatuh pada resistor. Sehingga, menyebabkan gelombang keluaran nampak naik
secara eksponensial.
Sedangkan, saat
setengah siklus negatif kapasitor mengalami kondisi discharge dengan sejumlah muatan yang disimpan dari kapasitor akan
dilepaskan dan jatuh pada resistor. Sehingga, menyebabkan gelombang keluaran
nampak turun secara eksponensial. Ketajaman kemiringan gelombang saat terjadi
peningkatan atau penurunan tegangan dipengaruhi oleh lamanya proses charging atau discharging dari kapasitor. Jika, nilai kapasitansi kapasitor
terlampau kecil menyebabkan time constant
terlampau kecil untuk dapat mengizinkan waktu charge atau discharge pada
kapasitor terlampau cepat. Sehingga, bentuk gelombang tegangan keluaran tidak
banyak terpengaruh oleh sifat dari komponen kapasitor. Begitu sebaliknya,
ketika nilai kapasitansi pada kapasitor terlampau besar menyebabkan waktu charge atau discharge pada kapasitor terlampau lama. Hal ini menyebabkan bentuk
gelombang keluaran semakin terpengaruh oleh perilaku dari kapasitor. Semakin
tinggi time constant maka bentuk
gelombang keluaran semakin mendekati bentuk gelombang segitiga. Sehingga,
perlakuan 1 ini sangat efektif untuk pembuatan rangkaian trigger seperti pada rangkaian inverter yang membutuhkan trigger pada Gate Mosfet. Dan secara
tidak langsung perilaku ini mengizinkan bahwa terjadi jatuh tegangan yang besar
pada rangkaian seiring dengan semakin besarnya nilai kapasitansi kapasitor.
Sedangkan, pada
percobaan 2 dengan memberikan perlakuan perubahan frekuensi sumber menyebabkan
perubahan bentuk gelombang tegangan keluaran pula yang turun secara
eksponensial. Akan tetapi, pada data percobaan terlihat bahwa perubahan
frekuensi hanya menyebabkan periode gelombang keluaran dari rangkaian
integrator berubah-ubah tanpa adanya perubahan kemiringan penurunan atau
kenaikan bentuk gelombang keluaran secara eksponensial. Dengan besarnya
frekuensi perbanding terbalik dengan periode gelombang. Pada dasarnya, perubahan
frekuensi hanya mempengaruhi harga reaktansi kapasitor. Sedangkan, proses charging atau discharging kapasitor lamanya dipengaruhi oleh kapasitansi
kapasitor, karena dalam proses charging atau
discharging kapasitor menyangkut
seberapa besar muatan yang tersimpan atau terlepas ke/dari kapasitor. Kondisi steady atau ajeg suatu sinyal secara teoritis adalah RC ≥ 5T. Maka dengan
adanya perubahan frekuensi hanya mempengaruhi seberapa lama atau tidaknya
gelombang keluaran mencapai kondisi steady.
Perbedaan yang
mendasar dari perlakuan 1 dan perlakuan 2 adalah frekuensi tidak berpengaruh
terhadap besarnya time konstant pada rangkaian integrator. Sehingga, pada
perlakuan 2 ini dapat dipastikan besar tegangan keluaran RMS yang dihasilkan
akan lebih besar dibandingkan dengan perlakuan 1, karena perubahan frekuensi
tidak mempengaruhi perubahan magnitude tegangan keluaran secara eksponensial.
Dengan semakin besarnya frekuensi, maka akan menyebabkan periode gelombang
keluaran pada rangakian integrator semakin singkat. Hal ini menyebabkan
rangkaian integrator tidak dapat mencpai kondisi ajeg atau steady karena
nilai time constant akan terlampau
lebih besar dibanding harga 5 kali periode gelombang. Sehingga, nampak
gelombang keluaran pada perlakuan 2 mendaptkan respone transient yang lama.
H. Kesimpulan
- Semakin besar nilai kapasitansi dan frekuensi pada rangkaian integrator, menyebabkan nilai reaktansi kapasitornya semakin kecil dan begitu pula sebaliknya. Sehingga, didapat jatuh tegangan kapasitor yang semakin kecil.
- Semakin
besar nilai kapasitansi kapasitor menyebabkan semakin lama nilai time constant
pada rangkaian integrator. Sehingga, mengizinkan proses charging atau discharging pada
kapasitor semakin lama untuk didapat penurunan atau kenaikan tegangan keluaran
secara eksponensial semakin besar yang jatuh pada kapasitor.
- Perlakuan
1 akan menyebabkan rangkaian R dan C seri bertindak sebagai rangkaian
integrator jika gelombang masukan square, sedangkan perlakuan 2 akan
menyebabkan rangkaian R dan C seri bertindak sebagai rangkaian Low Pass Filter , jika gelombang masukan
sinusoidal.
- Perlakuan
1 menyebabkan bentuk gelombang kelauran akan mendekati bentuk gelombang
segitiga dengan semakin besarnya harga kapasitansi pada kapasitor.
- Perlakuan 2 tidak menyebabkan penurunan atau kenaikan gelombang keluaran secara eksponensial.
DAFTAR PUSTAKA
- Kazuo,
Tsutsumi. Son, Kuswadi d.k.k. Rangkaian
Listrik. JICA, Politeknik Elektronika Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Maret 1993.
- Abdul.
Rangkian Integrator https://abdulelektro.blogspot.com/2019/07/rangkaian-integrator-rc.html. 2 November 2019.
- Lab Dasar ITB. Rangkian Elektrik http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2101%20-%20Rangkaian%20Elektrik/2013-2014/Bahan%20Kuliah%20(2011-2012)/Percobaan%204.pdf.. 2 November 2019.
✌ Selamat membaca & semoga bermanfaat ilmunya ✌
Bagi kalian yang ingin tanya-tanya seputar materi atau modul-modul pembelajaran di Jurusan D4 Teknik Elektro Industri atau 'Ingin Memesan Jasa Joki Tugas ke Admin ...... Boleh Banget 😊'. Silahkan, hubungi saya lewat Email atau WhatsApp di menu "Contact Me". Sebelum memesan, bisa pastikan dulu lihat profile Curriculum Vitae (CV) saya, ~klik link ini!~.
💻Kode G-Drive: "kenapabelajarilmu@blogspoot.com"
0 komentar:
Posting Komentar